Math History

Tahun 2450 SM
(orang-orang Mesir kuno telah memulai perhitungan tentang unsur-unsur segitiga dan menemukan segitiga keramat dengan sisi-sisi 3, 4 dan 5)
Dalam perancangan Piramida Cherpen orang-orang Mesir Kuno menggunakan konsep Segitiga Suci Mesir (Sacred Triangle) dengan perbandingan sisi-sisinya 3:4:5 yang dengan nama lain disebut sebagai segitiga Phytagorean dan pada Piramida Khufu disebut Segitiga Emas (The Golden Triangle). Dengan mengukur batang menurut garis dari jaringan geometri diheptagonal. Proyek Piramida Cherpen dan Khufu menggunakan metode pengukuran dan nilai esoteric yang berbeda.
Penyelidikan-penyelidikan yang baru agaknya menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno mengetahui bahwa luas setiap segitiga ditentuka oleh hasil kali alas dan tinggi. Beberapa soal nampaknya membahas cotangent dari sudut dihedral antara alas dari sebuah permukaan piramida, dan beberapa lagi menunjukkan perbandingan. Dalam sumber-sumber Mesir, K=(a+c)(b+d)/4 telah dipakai untuk menemukan luas dari segiempat panjang dengan sisi-sisi berturut-turut a, b, c, dan d.

Tahun 1650 SM
(orang Mesir Kuno menemukan nilai phi (π) yaitu 3,16)
Sumber informasi matematika Mesir Kuno adalah Papyrus Moskow dan Papyrus Rhind. Papyrus Moskow berukuran tinggi 8 cm dan lebar 540 cm sedangkan Papyrus Rhind memiliki tinggi 33 cm dan lebar 565 cm. Dari 100 soal-soal dalam lembaran Papyrus Moskow dan Rhind terdapat 26 soal bersifat geometris. sebagian besar dari soal-soal tersebut berasal dari rumus-rumus pengukuran yang diperlukan untuk menghitung luas tanah dan isi lumbug padi-padian. Luas sebuah lingkaran dipandang sama dengan kuadrat 8/9 kali garis tengahnya. Jadi jika diuraikan kira-kira seperti ini:
luas lingkaran = (8/9 x d)2
kita tahu bahwa d = 2r, sehingga diperoleh:
luas lingkaran = (8/9 x d)2
= 64/81 x 4r2
= 256/81 x r2
= 3,16 r2
Sehingga orang Mesir Kuno telah menemukan nilai phi (π) yaitu 3,16.

Tahun 530 SM
(Pythagoras mempelajarai proposisi geometri dan menemukan bilangan irrasional)

Tahun 370 SM
(Eudoxus menemukan cara menghitung luas daerah dengan metode menghabiskan)

Tahun 350 SM
(Aristoteles membuat buku logika pertama yang diberi nama Organon)
Penyelidikan Aristoteles tentang teori logika dipandang sebagai karya yang paling pentong dari sekian banyak karyanya. Aristoteles adalah tokoh yang mengenalkan logika sebagai sebuah ilmu yang kemudian disebut Logika Scintica, sehingga dia disebut penemu, pelopor atau “Bapak Logika”.
Inti dari logika Aristoteles adalah Silogisme. Sesungguhnya, silogismelah yang merupakan penemuan Aristoteles yang murni dan yang terbesar dalam logika. Silogisme adalah suatu bentuk dari cara memperoleh konklusi yang ditarik dari proposisi demi meraih kebenaran.Silogisme terdiri atas tiga proposisi. Dari ketiga proposisi itu, proposisi yang ketiga merupakan konklusi yang ditarik dari proposisi pertama dengan bantuan proposisi kedua. Proposisi ketiga disebut konklusi, sedangkan proposisi pertama dan kedua disebut premis.
Aristoteles mewariskan enam buah buku mengenai logika yang oleh muridnya dinamai to Organon yang berarti alat. Keenam buku tersebut adalah
1. Categoriae, menguraikan tentang pengertian suatu yang ada
2. De Interpretatione, membahas tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora, membahas tentang pembuktian
4. Analytica Priora, membahas silogisme (syllogismos)
5. Topica, memberi contoh uraian tentang argumentasi dan metode berdebat
6. De Sohisticis Elenchis, membahas kesesatan dan kekeliruan berpikir

Tahun 300 SM
(Euclides menerbitkan buku geometri yang berjudul Element)
Euclides adalah sebagai bapak geometri yang dalam bukunya yang berjudul Elemen, ia mengemukakan teori bilangan dan geometri. Dalam buku yang terdiri dari 13 jilid itu memuat sistem aksiomatik. Menurutnya satu hal yang paling penting untuk dicatat, bahwa dalam pembuktian teorema-teorema geometri tak diperlukan adanya contoh dari dunia nyata tetapi cukup dengan deduksi logis menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan.

Tahun 260 SM
(Archimedes menemukan bilangan phi lebih teliti dari sebelumnya)
Archimedes dari Syracusa, belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada waktu itu yang menjadi raja di Sirakusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes. Archimedes sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai phi lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70. Sebagian sejarahwan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss. Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.

Tahun 225 SM
(Apollonius menerbitkan buku tentang perhitungan pada irisan kerucut)
Apollonius dari Perga (bahasa Yunani: πολλώνιος) adalah seorang ahli geometri dan astronom Yunani yang dikenal karena karyanya mengenai irisan kerucut. Karyanya yang diberi nama Conics itu mengenalkan istilah-istilah yang sekarang populer seperti: parabola, elips, dan hiperbola. Meskipun sebenarnya Archimedes sudah mencetuskan nama parabola yang artinya bagian sudut kanan kerucut. Apollonius mungkin melanjutkan penamaan Archimedes mengenalkan elips dan hiperbola dalam kaitannya dengan kurva-kurva tersebut. Istilah parabola, elips, dan hiperbola bukanlah penemuan Archimedes maupun Apollonius, mereka mengadaptasi kata dan artinya dari para pengikut Pythagoras (Pythagorean), dalam menyelesaikan persamaan-persamaan kuadratik untuk aplikasi mencari luas. Apollnius menggunakan ketiga istilah tersebut dalam konteks baru yaitu sebagai persamaan parabola dengan verteks pada titik asal (0,0) sistem Kartesian yaitu y2 = lx dimana l adalah “Latus Rectum” atau parameter sekarang diganti dengan 2p atau bahkan 4p.

Tahun 200 SM
(Eratosthenes menemukan cara mencari bilangan-bilangan prima)
Eratosthenes (bahasa Yunani: ρατοσθένης) dilahirkan di Cyrene (Libya saat ini), tetapi bekerja dan meninggal di Alexandria. Eratosthenes belajar di Alexandria dan untuk beberapa tahun di Athena. Pada 236 SM ia ditunjuk oleh Ptolemy III Euergetes I sebagai pustakawan Perpustakaan Alexandria, menggantikan pustakawan pertama, Zenodotos. Dia membuat beberapa sumbangan penting pada matematika dan sains, dan merupakan teman baik Archimedes. Sekitar 255 SM ia menciptakan Saringan Eratosthenes sebagai cara menemukan bilangan prima.

Tahun 140 SM
(Hipparchus mengembangkan trigonometri)
Hipparchus (bahasa Yunani: ππαρχος) dilahirkan di Nicea (sekarang Iznik, Turki), dan kemungkinan meninggal di Pulau Rhodes. Ia juga yang pertama mengompilasi tabel trigonometri, yang membuatnya dapat memecahkan masalah-masalah segitiga. Dengan teori matahari dan bulan dan trigonometri numerik miliknya, ia berhasil membangun metode dalam memperkirakan gerhana matahari.

Tahun 250
(Diophantus menemukan variabel penulisan aljabar dan arithmetika)
Penyelidikan sejarah cenderung menempatkan Diophantus hidup sekitar tahun 250 pada abad ke-3. Diperkirakan Diophantus seorang matematikawa Yunani yang bermukim di Iskandaria. Terdapat problem terkenal pada sebuah epigram dalam anthology Yunani, yang kesannya memberi perincian dari umur Diophantus, tertulis dalam bentuk persamaan, sebagai berikut:
“Seperenam kehidupan yang diberikan Tuhan kepadaku adalah masa muda. Setelah itu, sperduabelasnya, cambang dan berewokku mulai tumbuh. Ditambah mas hidupku untuk menikah, dan tahun kelima mempunyai anak. Sialnya, setengah waktu kehidupanku untuk mengurus anak. Empat tahun kugunkan bersedih. Bearpa umur Diophantus?”
Misal umur Diophantus adalah x, sehingga x=1/6x+1/12x+1/7x+5+1/2x+4 diperoleh x=84. Daripemecahan peroblem ini diketahui umur Diophantus adalah 84 tahun, sedang dia menikah pada umur 26 tahun, dan usia anaknya setengah dari usianya yaitu 42 tahun.
Semasa hidupnya Diophantus menulis tiga buah karya. Akan tetapi Arithmetica adalah karyanya yang terkenal. Arithmetica adalah suatu pembahasan analitis tentang teori bilangan yang isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat persamaan. Persamaan-persamaan tersebut dikenal sebagai Diophantine Eqution (Persamaan Diophantus). Meskipun merupakan karangan dalam bidang aljabar tetapi susunan dalam Arithmetica tidak secara sistematik operasi-operasi aljabar, fungsi-fungsi aljabar atau solusi terhadap persamaan-persamaan aljbar. Dalam memecahkan soal-soal, Diophantus hanya mengenal jawaban yang rasional dan positf, ia tidak mempunyai dugaan untuk nol dan ia menghindarkan koefisien negatif, serta hanya satu jawaban untuk satu soal.
Arithmetica sebenarnya terdiri dari 13 buku tetapi yang dapat dibaca hanya 6 buku karena sisanya ikut terbakar pada penghancuran perpustakaan di Iskandaria. Bagian yang terpelihara dari Arithmetica karya Diophnatus ini berisi pemecahan kira-kira 130 soal yang sagat bermacam-macam, yang menghasilkan persamaan-persamaan tingkat pertama dan kedua.

Tahun 450
(Tsu Ch’ung-Chih dan Tsu Kêng-Chih menemukan penulisan bilangan phi untuk 6 desimal)

Tahun 550
(bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistem letak untuk bilangan)
Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk angka nol, ini terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab Injil orang India. Para ahli matematika India telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah memasukkan nol dalam sistem perhitungan bukan sekedar tempat kosong.
Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat kosong di dalam pengaturan bentuk tabel telah dikenal dan digunakan di India dari abad ke-6. Naskah tertua yang diketahui menggunakan nol adalah karaya Jain dari India yang berjudul Lokavibhaaga, berangka tahun 458. Penggunaan simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior Tablet Stone pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tenbaga dengan simbol “o” kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica mengatakan “Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol mungkin telah dikenal di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan dengan simbol seperti itu di depan abad ke-9.
Ide-ide brilian dari matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-rahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut Sebagai Sistem Bilangan Desimal.

Tahun 750
(Al-Khawarizmi menemukan aljabar)

Tahun 895
(Thabit ibn Qurra menemukan penyelesaian persamaan pangkat 3)

Tahun 975
(Al-Batani menemukan konsep sinus dan cosinus serta rumus sin α = tan α / (1+tan² α) and cos α = 1 / (1 + tan² α))
Al Battani (sekitar 850- 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani (Bahasa Arab أبو عبد الله محمد بن جابر بن سنان الحراني الصابي البتاني ; nama lengkap: Abū ʿAbdullāh Muammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-arrani a-abiʾ al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Tahun 1020
(Abul Wafa menemukan rumus (α + β) = sin α cos β + sin β cos α)
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya.
Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 − 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum sinus):

serta juga menemukan rumus (α + β) = sin α cos β + sin β cos α .

Tahun 1030
(Ali Ahmed Nasawi menemukan sistem satu hari terbagi menjadi 24 jam, satu jam terbagi menjadi 60menit, satu menit terbagi menjadi 60 detik)

Tahun 1070
(‘Umar Khayyam menulis Treatise on Demonstration of Problems of Algebra)
‘Umar Khayyām (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131, dalam bahasa Persia عمر خیام), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah ‘Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri (غياث الدين ابو الفتح عمر بن ابراهيم خيام نيشابوري). Khayyām berarti “pembuat tenda” dalam bahasa Persia.

Tahun 1202
(Leonardo Fibonacci memperkenalkan sistim bilangan arab dalam bukunya Book of the Abacus)

Tahun 1614
(John Napier menemukan logaritma Napier yang ditulis di bukunya Mirifici Logarithmorum Canonis Descriptio)
John Napier (1550-1617) ialah seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia yang menemukan ide tentang logaritma Napier yang ditulis di bukunya Mirifici Logarithmorum Canonis Descriptio. Dengan bantuan logaritma, perhitungan yang melibatkan bilangan-bilangan besar dapat dipermudah.

Tahun 1617
(Henry Briggs menemukan logaritma berbasis 10 yang ditulis dalam bukunya Logarithmorum Chilias Prima)
Henry Briggs (Februari 1561 – 26 Januari 1630) adalah matematikawan Inggris yang termasyur telah merubah logaritma Napier menjadi logaritma umum atau Briggisian. Briggs membaca karya Napier untuk pertama kalinya pada tahun 1614 dalam bahasa Latin, sebelum melakukan kunjungan ke Edinburgh, puri tempat tinggal Napier pada tahun 1615. Dalam pertemuan itu Briggs mengusulkan tentang modifikasi yang dilakukannya untuk mengubah basis logaritma menjadi 1, bukan 107, hasilnya adalah 0 dengan menggunakan basis 10 (desimal) akhirnya ditemukan log 10=1=100 (seperti yang digunakan sekarang) dan Briggs akan menyusun tabelnya. Briggs kemudian pulang dan menyusun tabel yang dijanjikannya. Setahun kemudian, Briggs datang dan melakukan diskusi kembali. Akhirnya pada tahun 1617, Briggs menerbitkan karya tentang logaritma basis 10 yang berjudul Logarithmorum Chilias Prima (Memperkenalkan Logaritma) di London.

Tahun 1619
(René Descartes menemukan geometri analitik)
René Descartes lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – wafat di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun, juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern. Pada tahun 1619 René Descartes memperkenalkan Geometri Analitik yang sangat berpengaruh dalam pengembangan kalkulus oleh Isaac Newton dan G.W. Leibniz.
Geometri Analitik berperan penting dalam pengembangan matematika karena telah mempersatukan konsep-konsep dari analisa dan geometri. Dengan cara ini suatu masalah geometris dapat diterjemahkan ke dalam suatu masalah secara aljabar, seperti menemukan akar dari suatu sistem persamaan.

Tahun 1629
(Pierre de Fermat menemukan kalkulus differensial)

Tahun 1654
(Blaise Pascal menemukan teori probabilitas)
Blaise Pascal (1623-1662) berasal dari Perancis. Minat utamanya ialah filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif. Pada awalnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian , dan pembagian.
Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pascal melakukan kolaborasi dengan Fermat menemukan Teori Probabilitas lewat judi lempengan dua dadu dipelajari bersama teman ayahnya itu. Keduanya ternyata mampu member dasar perkembangan bidang seperti menghitung resiko asuransi, mengiterprestasikan statistik, mempelajari keturunan, koin yang dilempar (angka dan gambar). Apabila probabilitas menurun, nisbah di atas makin kecil. Jika tidak ada kemungkinan terjadi, maka probabilitas adalah nol.
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
Segitiga Pascal di atas digunakan untuk menentukan probaqbilitas sederhana seperti dalam melempar koin. Untuk menentukan probabilitas munculnya dua angka saat dua koin dilempar, ambil baris ketiga, jika tiga koin diambillah baris keempat dan seterusnya. Jumlah angka pada baris keempat adalah total jumlah cara koin akan jatuh: dua gambar, dua angka, angka dan gambar. Peluang terjadi dua gambar 1 dan 4 atau angka pertama dibagi jumlah angka (1+2+1): peluang terjadi satu gambar adalah 2 dan 4, angka kedua dibagi jumlah angka peluang terjadi belum gambar adalah 1 dari 1, angka ketiga dibagi jumlah angka

Tahun 1655
(John Wallis menulis buku Arithmetica Infinitorum)

Tahun 1665
(Isaac Newton menemukan kalkulus)
Sir Isaac Newton, (4 Januari 1643 – 31 Maret 1727; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1727) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Beliau merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika modern. Bekerja sama dengan Gottfried Leibniz, Newton mengembangkan teori kalkulus.

Tahun 1673
(Gottfried Leibniz menemukan kalkulus)

Di Rumah

1. Di Hadapan Rumah Tangga

‘Ali ibn Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “suatu ketika Fatimah puteri Rasulullah berada di dekatku. Dia memutar penggilingan hingga lecet tangannya. Dia memikul qirbah air hingga lecet pundaknya. Dan dia, menyapu rumah hingga berdebu pakainnya.”(HR Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

2. Jangan Lupa Mandi

Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Aku mandi bersama Rasulullah dari satu bejana. Rosulullah mendahuluiku sampai aku berkata, “Tinggalkan untukku, tinggalkan untukku!”. Perawi, “Waktu itu keduanya berjanabat.” (HR Muslim)

3. Makan, Kesetaraan, Kemesraan

Dari ‘Aisyah, ia Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Ketika itu aku sedang haidh. Aku minum lalu mugnya aku berikan kepada Rasulullah. Beliau pun minum pada bagian mug di mana tadinya aku meletakkan bibir. Demikian juga, saat itu aku sedang haidh. Aku menggigit sepotong daging, lalu sisa gigitan itu aku berikan pada beliau. Beliau tak segan menggigitnya pada bagian yang tadinya aku gigit.”(HR An Nasa’i)

4. Belajar, Jadikan Rumah Sebagai Akademi

Dari ‘Aisyah, ia berkata, Rasulullah sering mengatakan padaku : “Apa yan engkau lakukan dengan bait-baitmu?”. Aku bertanya,”Bait yang mana yang engkau maksud, karena baitnya banyak?”. Kata beliau : “Tentang bersyukur..” Kukatakan : “Baiklah..., demi bapak dan ibuku. Penyair berkata :

Angkatlah orang lemah, karena kelemahannya tak menularimu

Suatu ketika buahnya kan merayap menggapainya

Membalasmu atau memberikan pujian

Dan orang yang memujimu

Karena perbuatan baik yang kau lakukan

Layaknya orang yang membalas

Sesungguhnya dermawan mulia, jika kau bergantung padanya

Tidaklah talinya yang kuat rapuh kau buat

… (HR Al Baihaqi)

5. Bercanda, Tertawa, Menggoda

Masih ingat kisah ‘Aisyah dan Hafshah yang mengerjai Saudah? Ya, sewaktu mereka mereka menakut-nakutinya dengan berita keluarnya Dajjal sampai Saudah yang sudah berdandan cantik kembali penuh debu dan sarang laba-laba. Kali ini kita akan mangambil penggalan kisahnya saja.

“…Tak lama kemudian Rasulullah datang sedangkan ‘Aisyah dan Hafshah masih tertawa melihat reaksi Saudah yang ketakutan. Karena tertawa begitu terpingkal-pingkal sampai-sampai keduanya tak bisa berkata-kata. Maka Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda,”Apa yang membuat kalian berdua tertawa..”(HR Ath Thabrani dan Abu Ya’la)

6. Di Hadapan Rombongan Tamu

Sahl Ibn Sa’ad As Sa’aidi berkata, “Ketika Abu Usaid As Sa’idi menikah, dia mengundang Rasulullah beserta para sahabatnya. Dia tidak memiliki pembantu. Tidak ada yang membuat makanan dan menghidangkannya kepada para tamu selain isterinya, Ummu Usaid. Pada malam hari sebelumnya, ia telah merendam beberapa buah kurma dalam sebuah bejana yang terbuat dari batu. Setelah Rasulullah selesau makan, Ummu Usaid mengaduk kurma tersebut hingga hancur lalu menghidangkannya ke wadah Rasulullah (sebagai dessert) untuk menghormati beliau.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Dalam Syi’ar-syi’ar Ibadah

1. Di Masjid

Tentang kisah pernikahan dan perceraiaannya Atikah binti Zaid dengan Abdurrahman ibn Abu Bakar. Ingat dengan syair yang menyejarah itu? Tak lama setelah ruju’, Abdurrahman ibn Abu Bakar dalam sebuah pertempuran. Hingga, setelah ‘iddah-nya selesai, Ummar meminangnya . dan Atikah mendampingi Amirul Mukminin Umar hingga syahidnya beliau di mihrab akibat tikaman Abu Lu’lu’ah. Dan saat Umar ditikam, Atikah juga sedang menghadiri shalat jama’ah di Masjid.

“Atikah binti Zaid adalah isteri dari Umar ibn Al Khatab. Ia senantiasa mengikuti shalat berjama’ah Shubuh dan Isya di masjid. Maka, ada yang bertanya padanya, ‘mengapa engkau keluar? Bukankah engkau tahu bahwa Umar tidak menyukai hal ini dan Ia juga pastia kan cemburu?

Atikah menjawab, ‘Apa yang menjadi hujjahnya untuk melarangku? Padahal Rasulullah Sallallahu Alaihi wa sallam telah bersabda, “janganlah kalian melarang hamba-hamba Allah yang perempuan untuk pergi ke masjid-masjidNya!” (HR Al Bukhari)

2. Di Mushala ( Tanah Lapang)

“Rasulullah memerintahkan kami keluar untuk shalat ‘Idul Fitri dan Idul Adha’ , bahkan yang masih gadis yang mengijak dewasa, wanita yang sedang haidh maupun wanita-wanita yang sedang dipingit. Adapun wanita yang sedang haidh, mereka tidak ikut mengerjakan shalat, tapi tetap ,mendapatkan kebaikan dan dakwah kaum muslimin. Aku berkata “ Ya Rasulullah, salah satu di antara kami ada yang tidak mempunyai jilbab?”. Beliau bersabda, “Hendaklah saudarinya meminjaminya!” (HR Al Bukhari dan Muslim, dari Ummu Athiyah)

3. I’tikaf

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, sesungguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam melakukan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulaln Ramadhan. Kemudian setelah itu, isteri-isteri beliau juga beri’tikaf. (HR Al Bukhari)

4. Shalat Gerhana

Dari Asma’ binti Abu Bakr, berkatalah ia, “Aku datang kepada Aisyah, isteri Rasulullah Shalallau Alaihi wa Sallam ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu orang-orang sedang menjalankan shalat termasuk Aisyah. Aku bertanya, ‘mengapa orang-orang itu shalat?’ ‘Aisyah menunjuk ke a rah langit dengan tangannya seraya bertasbih. Aku bertanya lagi, ‘Ayat (maksudnya ‘gerhana?’, karena gerhana dalam riwayat lain disebut ‘ayat’)’. Aisyah mengiyakan dengan isyarat. Maka, akupun ikut shalat hingga rasanya hamper pingsan karena saking lamanya berdiri…” (HR Al Bukhari dan Muslim)

5. Shalat Jenazah

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, berkatalah ia, “Ketika Sa’ad Ibnu Abu Waqqash meninggal, maka isteri-isteri Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan agar jenazahnya dibawa ke masjid supaya mereka bisa menshalatinya. Orang-orang mentaati perintah tersebut, lalu jenazah beliau Radhiyallahu Anha dibawa ke depan kamar-kamar para Ummahatul Mukminin dan mereka menshalatkannya.” (HR Muslim)

Dalam Haji

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, “Ya Rasulullah, aku tahu bahwa jihad adalah ‘amal paling utama. Maka pakah kami dapat berjihad?”. Beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Bagi kalian jihad yang paling utama adalah Haji mabrur!”. Aisyah berkata,” Sya tidak pernah meninggalkan haji sejak Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mengatakn hal tersebut.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

1. Di perjalanan

“Biasanya para pengendara melewati kami yang sedang berihram bersama Rasulullah. Maka, jika mereka lewatdi hadapan kami, masing-masing dari kami menjulurkan jilbab yang ada di atas kepala untuk menutupi muka. Namun bila mereka sudah berlalu dari kami, maka kami pun membukanya kembali seperti semula.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Al Baihaqi. Sanadnya Hasan, Al Albani emuatnya dalam Al Irwa’ no 1023)

2. Saat Thawaf

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anha, berkatalah ia, “Aku mengadu kepada Rasulullah tentang sakit yang kuderita. Maka beliau bersabda ‘Berthawaflah di belakang orang-orang yang sedang shalat di sekeliling Ka’bah sambil naik tand.’ Maka saya thawaf sedanglan Rasulullah shalat di dekat Ka’bah dengan membaca surat At Thur.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

3. Di Lokasi Penyembelihan

Dar Atha’ Ibn Abi Rabah, beliau berkata, “Aku pernah melihat Aisyah sedang memilin kalung pengikat kambing yang akan disembelih sebagai hadyu-nya.” (HR Abdurrazaq, Al Albani menshahihkannya)

4. Berhaji Saat Hamil Tua

Aisyah Radhiyallahu Anha berkata, “Adalah Asma’ binti Umais melahirkan Abdullah ibn Abu Bakar di Syajarah. Maka Rasulullah memerintahkan Abu Bakar, suaminya, untk menyuruhnya mandi lalu melanjutkna ibadah hajinya.” (HR Muslim)

Di Tengah Masyarakat

1. Sebagai Tokoh : Pusar Kunjungan

Dari Fathimah binti Qais, ia Radhiyallahu Anha berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Pindahlah ke rumah Ummu Syuraik adalah seorang perempuan kaya kaum Anshar. Dia membelanjakan banyak sekali hartnya untuk kepentingan agama Allah dan rumahnya sering di singgah tamu. ‘Akan kulakukan!’, jawabku pada Rasulullah. Tetapi tiba-tiba beliau bersabda, ‘Jangan lakukan itu! Sebab Ummu Syuraik adalah perempuan yang banyak dikunjungi tamu…” (HR Muslim)

2. Meminjamkan Gaun

Dari Abdul Wahid Ibnu Aiman, dari ayahnya, beliau bercerita, “Aku menjumpai Aisya yang saat itu mengenakan gaun dari katunseharga lima dirham. Ia berkata, ‘Lihatlah jariyahku ini! Pandangilah ia! Sungguh ia berharga dengan mengenakan gaun itu di rumah. Padahal aku telah mendapatkan sejumlah gaun yang semisalnya di masa Rasulullah, hingga taj seorangpun wanita Madinah yang berhias untuk pernikahan kecuali pasti akan meminjam gaun dariku.” (HR Al Bukhari)

3. Di Walimatul ‘Ursy

Dari Annas Radhiyallahu Anhu, berkatalah ia, “Rasulullah mengetahui bahwa para wanita dan anak-anak menghadiri suatu acara ‘ursy pernikahan. Maka beliau berdiri tegak, lalu bersabda, ‘Allahumma! Kalian semua adalah orang-orang yang paling aku cintai!’. Adalah beliau mengulanginya sampai tiga kali.” (HR Al Bukharidan Muslim)

4. Di Acara Penyambutan

Dari abu Bakr Ash Shiddiq Radhiyallahu Anhu, berkatalah ia, “…Maka tibalah kami di Madinah pada malam hari di hari hujrah. Laki-laki dan para wanita naik ke atas rumah, sementara anak-anak dan para sahaya bertebaran di jalan-jalan sambil memanggil-manggil, ‘Ya Muhammad! Ya Rasulullah!, Ya Muhammad! Ya Rasulullah!” (HR Muslim)

5. Menyaksikan Hiburan Massal

Dari Aisyah, ia Radhiyallahu Anha berkata, “Pada hari raya orang-orang Habasyah bermain sangkur dan perisai dari kulit. Terkadang akulah yang bertanya kepada Nabi, dan kadang-kadang beliaulah yang bertanya padaku, “Apakah engkau suka melihatnya?”

Aku menjawab, “Ya!”

Beliau lalu menempatkan aku di belakang tubuh beliau dan pipiku menempeln pada pipi beliau. Beliau bersabda, “Karena kalianlah aku menonton wahai Bani Arfidah..!”. Hingga apabila aku merasa bosan, beliau bertanya, “Cukup?”. Aku menjawab, “Ya..”. Kemudian beliau bersabda, “Pergilah!” (HR Al Bukhari dan Muslim)

6. Menghadiri Undangan Perjamuan

“Sesungguhnya Rasulullah Shalallau Alaihi wa Sallam mempunyai tetangga seorang Persia yang pendai membuat lauk pauk. Ia membuat masakan untuk Rasulullah, kemudian datang mengundang beliau untuk makan. Beliau bertanya, “Apakah Aisyah juga diundang?”. Ia menjawab, “Tidak..” Maka beliau menjawab, “Aku tidak akan datang!”

Orang Persia itu datang mengundang untuk yang kedua kalinya. Beliau bertanya, “Apakah Aisyah juga diundang?” Ia menjawab, “Tidak!” Maka beliaupun bersabda, “Aku tidak akan datang!”

Orang Persia itupun kembali mengundang. Beliau bertanya, “Apakah Aisya juga diundang?” Pada undangan yang ketiga ini ia menjawab “Ya!”. Maka beliau dan Aisyah berdiri dan berjalan seiring hingga sampai kerumah si pengundang. (HR Muslim)

7. Taubat Terbuka Di Hadapan Umun

Dari Imran Bin Hushain, bahwa seorang wanita dari suku Juhainah datang kepada Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, dalam keadaan hamil hasil dari zina. Ia berkata, “Ya Nabiyallah, aku telah melampaui batas, maka tegakkanlah had atasku!”

Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mengundang walinya. Kepadanya beliau bersabda, “Uruslah dengan baik. Jika ia telah melahirkan bawalah ia kemari.” Walinya itu kemudian mengerjakan apa yang beliau perintahkan.

Ketika wanita itu didatangkan, Rasulullah memerintahkan agar pakaiannya dikuatkan, lalu iapun dirajam. Setelah itu, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menshalatinya. Ketika melihat itu, Umar berkata, “Mengapa engkau menshalatinya sementara ia telah berzina, Ya Rasulullah?”.

Maka Rasulullah menjawab, “Ia telah bertaubat, yang seandainya taubatnya itu dibagi-bagi untuk tujuh puluh orang Ahli Madinah niscaya akan mencukupkannya. Dan apakah engkau dapat menunjukkan suatu bentuk taubat yang lebih utama daripada wanita yang menyerahkan jiwanya karena Allah semata?” (HR muslim)

8. Meringankan Pekerjaan Suami

Asma’ binti Abu Bakar, perempuan mulia bersabuk dua yang kita kenal itu bercerita: “Az Zubair menikahiku… Di bumi ini ia tak memiliki harta atau sahaya, atau apapun kecuali unta dan kudanya. Akulah yang member makan kudanya, menimba air, menjahit timba airnya, serta membuat adonan…”

“Aku juga biasanya mengangkat biji kurma dari tanah Az Zubair yang diserahkan Rasulullah kepadanya di atas kepalaku. Tanah itu jauhnya kira-kira duapertiga farsakh (2 mil). Hingga ayahku, Abu Bakar, mengirimkan seorang pelayan untuk menggantikanku mengurusi kuda. Maka seolah-olah dia memerdekakanku.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

9. Terkadang, Sebagai Penanggung Nafkah keluarga Sementara

Zainab, isteri Abdullah ibn Mas’ud bertanya kepada Rasulullah Alaihi wa Sallam, “Ya Rasulullah, aku adalah seorang perempuan yang memiliki keterampilan. Hasil keterampilanku aku jual karena aku, suami, dan anak-anakku tidak memiliki apa-apa. Hal itu aku lakukan untuk menafkahi mereka.” Rasulallah bersabda, “Engkau mendapatkan pahala atas apa yang kau nafkahkan untuk mereka.” (HR Ibnu Sa’ad, dalam Ath Thabaqat)

10. Sebagai Dokter

Sesuai namanya, Asy Syifa’ yang berarti kesembuhan, puteri Abdullah dari kabilah Adi ibn Ka’bah ini berprofesi sebagai dokter. Imam Al Hakim meriwayatkan bahwa seorang lelaki Anshar mengalami luka lambung. Orang-orang menyuruhnya pergi menemui Asy Syifa’ binti Abdullah Al ‘Adawiyah yang dapat mengobati penyakit lambung.

Maka diapun pergi kepada Asy Syifa’ dan memintanya untuk mengobati penyakitnya. Tetapi Asy Syifa’ berkata, “Demi Allah, aku belum pernah mengobati penyakit seperti ini semenjak masuk islam.”

Laki-laki Anshar itu kemudian menemui Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dan mengadukan apa yang dikatakan Asy Syifa’ kepadanya. Mendengar keluhan shahabatnya, Rasulullah memanggil Asy Syifa’ dan bersabda, “Coba peragakan kepadaku bagaimana engkau mengobati..”. Lalu, Asy Syifa’pun melaksanakan perintah tersebut.

“Nah sekarang tolong obati laki-laki ini. Setelah itu ajari caranya pada Hafshah sebagaimana halnya engkau pernah mengajarinya cara-cara menulis.” (HR Al Hakim)

11. Sebagai Nurse

Ummu ‘Ala’ berkata, “…Lalu Ustman ibn Mazh’un sakit di rumah kami, dan saya merawatnya hingga ia meninggal dunia.” (HR Al Bukhari)

12. Sebagai Pengembala

Muawiyah ibn Hakam As Sulaimi berkata, “Aku memiliki seorang hamba sahaya perempuan yang kutugaskan mengembala dombaku di sekitar Gunung Uhud dan wilayah Jawwaniyah.” (HR Muslim)

13. Sebagai Petani Sukses

Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah bertemu dengan Ummu Mubasyir Al Anshariyyah di kebun kurma miliknya. Beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam bertanya, “Siapa yang menanam kurma ini? Muslim atau kafir?” Ummu mubasyir menjawab “Muslim.”

Beliau lalu bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali bahwa yang dimakan darinya bernilai shadaqah. Yang dimakan burung benilai shadaqah. Dan yang diambil seseorang juga bernilai shadaqah bagi si penanam.” (HR Muslim)

Abu Humaid As Sa’idi berkisah, “Kami bersama Rasulullah berangkat ke Tabuk. Sesampainya di Wadil Qura, tepatnya di kebun milik seorang perempuan, Rasulullah bersabda kepada para shahabat, “Coba kalian taksir berapa hasil kebun kurma ini!” Beliau sendiri memeperkirakan kira-kira sepuluh wasaq. Kepada perempuan pemilik kebun itu beliau bersabda, “Hitunglah berapa yang harus dikeluarkan zakanya dari kebunmu itu!..” (HR Al Bukhari dan Muslim)

14. Sebagai Wirausahawati Kerajinan

Jabir Radhiyallahu Anhu berkata, bahwa Rasulullah mendatangi Zainab yang ketika itu sedang menyamak kulit. (HR Muslim)

Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari berkata, “Al Hakim meriwayatkan dalam Al Mustadrak bahwa Zainab Binti Jahsyi adalah seorang perempuan perajin. Dia ahli menyamak dan menjahit kulit dan dengan hasil usahanya ia bersedekah.”

15. Sebagai pedagang Eceran

Abu Ubaidah ibn Muhammad ibn Ammar ibn Yasir meriwayatkan dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz ibn Afra’:

“Di masa khalifah Umar ibn Al Khatab, aku bersama sejumlah perempuan Anshar berkunjung ketempat asma’ binti Makhrabah, ibu dari Abu Jahl. Anaknya yang bernama Abdullah ibn Abu Rabi’ah sering mengiriminya minyak wangi dari Yaman yang kemudian dijualnya secara kredit. Aku termasuk di antara pembelinya. Setelah minyak wangi itu ditaruh dalam botolku, lalu dia menimbangnya sebagaimana ia lakukan untuk teman-teman yang lain.

Ia lalu berkata, “tulislah perjanjian bahwa kalian berhutang padaku.” Kujawab, “Ya!”. Lalu kutulis perjanjian atas namaku,”

16. Sebagai Niagawati Internasional

“Khatidjah binti Khuwalid adalah seorang perempuan pedagang yang mulia dan kaya raya. Dalam mengelola perdagangannya, dia mempekerjakan kaum lelaki untuk menjualkan barang-barang dagangannya dengan memberikan kepada mereka sebagian dari keuntunganyang diperoleh.” (HR Ibnu Ishaq)

17. Sebaga Pejabat Negara

Adalah Umar ibn Al Khatab mengangkat Asy Syifa’ binti Abdullah Al Adawiyah sebagai kepala jawatan pengawas pasar di masa khalifahnya.

Di Mjelis Umum

1. Sebagai Murid

“Wahai Rasulullah, kami dikalahkan oleh kaum lelaki untuk bertemu denganmu, karena itu sediakanlah bagi kami hari tertentu untuk bertemu denganmu..!” lalu Rasulullah menyediakan bagi mereka suatu hari tertentu, khusus guna bertemu dengan mereka, mengajar mereka, dan menyampaikan perintah-perintah kebaikan kepada mereka. (HR Al Bukhari)

2. Sebagai Guru

Adalh sudah mahfum, bahwa Aisyah dan isteri Rasulullah yang lain memiliki majelis ilmu di rumah mereka di mana mereka mengajarkan berbagai hal dan meriwayatkan banyak hadist dari balik kain tabit (hijab). Tetapi bagi yang selain mereka di mana pendapat yang lebih kuat menyatakan tabir tidaklah wajib bagi selain Ummahatul Mukminin, kita dapat contoh berikut ini: sebuah pelajaran praktikum.

Dari Abdullah ibn Muhammad ibn aqil, dia berkata, “Ali ibn Al Husain pernah mengutusku kepada Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz untuk menanyakan tentang cara wudhu Rasulullah karena di sampingnya. Ar Rubayyi’ mengeluarkan sebuah bejana berukuran satu mud, lalu berkata, “seukuran berwudhu” (HR Ath Thabrani dalam Mu’jamul kabir sanadnya hasan menurut Ibnu Qahthan dan Al Albani menyepakatinya)

Masih banyk lagi kiprah wanita dalam kehidupan. Semoga kiata senantiasa menjadi wanita yang diridhoi-Nya.